Rabu, 16 November 2022

ARTIKEL PEMINATAN

BACA JUGA : https://dariusbotha.blogspot.com/2022/11/artikel-peminatan.html 

Kelapa, Komoditas Unggulan dari Maluku Utara


Kelapa memiliki peran sosial yang strategis di Indonesia dan di Provinsi Maluku Utara, kelapa menjadi komoditas uggulan dan pengembangannya sedang digalakkan. Namun, kini luas areal pertanaman kelapa semakin menyempit, tidak ada peremajaan tanaman kelapa, benihnya tidak jelas, ditanam tidak sesuai anjuran, dan pemeliharaan tanaman tidak teratur sehingga produktivitasnya masih rendah. Salah satu upaya meningkatkan produktivitas kelapa dengan cara meningkatkan kompetensi pelaku usaha kelapa agar budidaya kelapa bisa lebih baik.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang sebagai UPT Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, turut berperan meningkatkan produktivitas kelapa di wilayah sentra pengembangan yaitu Provinsi Maluku Utara, sebagai salah satu wilayah binaan BBPP Lembang, melalui kegiatan pelatihan. Pelatihan Teknis Tematik Kelapa dilaksanakan selama 3 hari, 9 – 11 Oktober 2019 yang diikuti oleh 60 orang petani atau sebanyak 2 angkatan. Angkatan I dilaksanakan di Desa Togoliua, Kecamatan Tobelo Barat, Kabupaten Halmahera Utara. Sedangkan Angkatan II dilaksanakan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tobelo Barat, Kabupaten Halmahera Utara. 

Pembukaan Pelatihan di Angkatan II, Rabu (09/10/2019) oleh Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Utara, M. Alwi Tutupoho. Dalam sambutannya sesaat sebelum membuka pelatihan, “Tujuan pelatihan ini untuk meningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan para pelaku budidaya kelapa sehingga harapannya produktivitas kelapa khususnya di Maluku Utara meningkat”, jelas Alwi.

Selama berlatih, peserta memperoleh materi secara klasikal tentang: budidaya kelapa, mengenal hama dan penyakit kelapa, pasca panen dan pengolahan kelapa, mengenal pupuk organik cair dan pemanfaatan, dan pembuatan pupuk organik cair.  Untuk meningkatkan keterampila peserta, dilakukan praktik pasca panen dan pengolahan kelapa yaitu membuat kopra putih dan arang dari batok kelapa, dilanjutkan membuat pupuk organik cair.



ARSITEKTUR KESEHATAN

BACA JUGA : https://dariusbotha.blogspot.com/2022/11/arsitektur-kesehatan.html 

Adakah Efek Virus Corona pada Kesehatan Gigi dan Mulut?



Sejauh ini, virus corona sebagai penyebab COVID-19 dianggap paling memengaruhi kondisi paru-paru pengidapnya. Namun, seiring berjalannya waktu, para ahli mulai menemukan berbagai macam kondisi yang mungkin bisa terjadi akibat virus SARS-CoV-2 ini. Setiap orang akan bereaksi terhadap virus corona dengan cara yang berbeda, ada yang kehilangan rasa dan penciuman, sementara yang lain mengalami demam sangat tinggi, kesulitan bernapas, atau kelelahan selama berminggu-minggu. Ada juga beberapa laporan tentang rambut rontok, penggumpalan darah, dan kemunculan ruam.

Kini, meski masih belum benar-benar diuji lebih dalam lagi, para ahli menduga bahwa virus corona mungkin saja berdampak pada kesehatan gigi dan mulut. Setelah didiagnosis dan pulih dari COVID-19, orang-orang berbagi cerita tentang bagaimana gigi atau gusi mereka melemah, dengan beberapa mengatakan bahwa gigi mereka berubah warna, patah, atau bahkan rontok.

Lantas, benarkah virus corona bisa berdampak pada kesehatan gigi dan mulut? Jika terbukti benar, bagaimana cara virus ini memengaruhi kesehatan mulut?

Kaitan Virus Corona dan Kesehatan Mulut

Sebetulnya, masih terlalu dini untuk mengonfirmasi hubungan antara virus corona dan kesehatan gigi dan mulut. Pasalnya, dokter masih membutuhkan lebih banyak data untuk mengetahui dengan tepat apa yang terjadi. Namun, beberapa ahli kesehatan menduga bahwa virus corona dapat secara langsung menginfeksi pembuluh darah dan mengganggu aliran darah ke gusi, gigi, dan lidah. Alhasil, seseorang yang terinfeksi virus corona juga bisa merasakan sakit gigi dan mengalami kerusakan. 

Efek samping terhadap kesehatan oral mungkin adalah masalah aliran darah. William Li, seorang ahli biologi vaskular dan direktur medis Angiogenesis Foundation, mencurigai bahwa kerusakan gigi pada pasien COVID-19 pada akhirnya bisa menjadi masalah aliran darah.

Virus ini sudah diketahui menginfeksi dan menyerang pembuluh darah, yang bisa menyebabkan pembekuan dan aliran darah tersumbat. Jika darah tidak dapat mencapai organ, kerusakan dapat terjadi. Itulah sebabnya para dokter telah melihat segala macam komplikasi terkait virus corona di dalam jantung, paru-paru, usus, otak, dan ginjal. Selain itu, hal ini juga mungkin terjadi pada rongga mulut.

Rahang juga memiliki banyak pembuluh darah, di sana terdapat banyak gigi, gusi sensitif, dan lidah yang merupakan indra perasa yang perlu dirawat. Gusi juga sangat bergantung pada pembuluh darah, dan di dalam gigi ada pulpa gigi, yakni bagian gigi yang dikemas dengan pembuluh darah bersama dengan saraf.

Kerusakan pembuluh darah yang mendasari yang ditimbulkan oleh COVID-19 pada tubuh dapat bertahan bahkan setelah penyakitnya hilang, dan seiring waktu dapat menyebabkan masalah pada gigi. Virus corona diduga bisa menghambat aliran darah ke gigi, dan kemudian menyebabkan kerusakan gigi.

Fakta: Virus Corona juga Bisa Menetap di Mulut

Salah satu hal yang menarik adalah, ketika virus corona menginfeksi tubuh, ia menempel ke bagian sel kita yang disebut reseptor ACE2. Reseptor ini banyak ditemukan di area tubuh tertentu, termasuk paru-paru. Namun, mulut ternyata juga rata dengan reseptor ACE2. Karena tingginya reseptor ini di mulut, rongga mulut bisa menjadi lingkungan yang bagus bagi virus corona untuk tinggal dan bereplikasi.

Selain itu, bukan hanya virus corona yang bisa menginfeksi rongga mulut, ada beberapa jenis virus lain yang juga bisa menginfeksi rongga mulut seperti virus Coxsackievirus, virus penyebab flu Singapura, dan bahkan herpes. Ada juga HIV yang bisa menyebabkan sakit mulut, pengeroposan tulang di sekitar gigi, dan kerusakan gigi karena imunodefisiensi. Selain itu, banyak virus lain yang dapat memengaruhi sistem kekebalan sedemikian rupa, sehingga bakteri dapat menumpuk di mulut dan menyebabkan sejumlah masalah lainnya.

Namun, Eric Cioe-Pena, pejabat dari Northwell Health di New York mengatakan bahwa "Kami belum memiliki cukup data untuk mengetahui apakah ini murni hubungan temporal atau sebab akibat. Jawaban singkatnya adalah: Masih terlalu dini untuk mengatakannya." 

Salah satu cara terhindar dari efek samping virus corona adalah menghindari semua hal yang memungkinkan kamu terinfeksi virus tersebut. Tetap lakukan physical distancing, selalu jaga kebersihan diri dengan rajin cuci tangan dengan sabun, dan pastikan menerapkan gaya hidup sehat. 

PROFIL PUSKESMAS KAO


Puskesmas Kao tempat saya bekerja sejak tahun 1995 didirikan pada tahun 1979/1980 terletak di desa Jati Kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara. Puskesmas Kao saat ini melayani 14 desa dengan 18 Posyandu. Ada 3 kegiatan pokok puskesmas yang dilaksanakan oleh seluruh staf puskesmas, yakni pertama Pelayanan Administrasi, Kedua Pelayanan UKM dan Ketiga pelayanan UKP. Dan sejak  bulan Maret tahun 2017 saya dipercayakan oleh Bupati Halmahera Utara untuk menjadi Kepala Puskesmas Kao hingga saya berangkat untuk melanjutkan pendidikan Sarjana Terapan Kesehatan gigi dan mulut di Poltekkes Kemenkes Semarang.









USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI MASA PANDEMI




Rongga mulut merupakan salah satu media transmisi dan berkembangnya virus juga bakteri, termasuk virus corona (SARS-Cov-2). Selain itu, rongga mulut merupakan gerbang utama masuknya makanan ke dalam tubuh. Apabila terjadi gangguan dalam rongga mulut, maka akan berakibat pada berkurangnya nafsu makan yang dapat berujung pada kurangnya asupan nutrisi ke dalam tubuh.

Sementara telah diketahui bersama bahwa dalam masa pandemi Covid-19 sangat dibutuhkan asupan nutrisi yang mencukupi agar sistem imunitas tubuh tetap kuat, sehingga tubuh dapat melindungi diri dari masuknya kuman dan mencegah terpaparnya virus SARS-Cov 2 yang merupakan penyebab Covid-19. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menjaga agar rongga mulut tetap sehat.

Layanan kesehatan gigi dan mulut berpotensi tinggi terhadap transmisi Covid-19, baik dari dokter/perawat gigi ke pasien ataupun sebaliknya. Oleh karena itu, Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) mengimbau untuk tidak melakukan kunjungan ke dokter gigi di luar situasi  darurat.

Kategori yang dianggap darurat adalah apabila terdapat perdarahan yang tak kunjung berhenti, nyeri pada gigi, gusi, atau tulang rahang, pembengkakan (gusi, wajah dan leher), perawatan gigi pasien yang menjalani pengobatan kanker, perawatan pasca-operasi yang tidak dapat dilakukan secara mandiri, trauma yang mempengaruhi kondisi bernapas,  atau perlu adanya tindakan pengambil sampel di area mulut. Bila keadaan tidak darurat, maka sebaiknya cukup melakukan perawatan secara pribadi di rumah.

PB PDGI juga telah mengeluarkan surat edaran tentang  Pedoman Pelayanan Kedokteran Gigi Selama Pandemi Covid-19 yang pada poin 3 berbunyi: “Menunda tindakan tanpa keluhan simtomatik, bersifat elektif, perawatan estetis, tindakan dengan menggunakan bur/scaler/suction”. Dengan demikian, jenis pelayanan perawatan gigi dan mulut pun terbatas.

Oleh karena itu, pencegahan penyakit rongga mulut dalam masa pandemi Covid-19 ini harus benar-benar diperhatikan untuk meminimalkan layanan perawatan gigi dan mulut dan transmisi covid-19. Upaya promotif dan preventif lebih diutamakan daripada kuratif dan rehabilitatif.

Data Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2018 (RISKESDAS 2018) menunjukkan bahwa proporsi penyakit rongga mulut di Indonesia masih tinggi yaitu mencapai 57,6%. Bila ditinjau berdasarkan usia, proporsi 67,3% dari usia 5-9 tahun, dan 55,6% dari usia 10-14 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa proporsi penyakit rongga mulut pada anak usia sekolah cukup tinggi.

Pemerintah telah melaksanakan upaya penanggulangan dan pencegahan dengan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Program UKGS ini merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana pada para siswa terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar (STD) dalam suatu kurun waktu tertentu dan diselenggarakan secara berkesinambungan.

Kegiatan UKGS dilaksanakan oleh tenaga pelaksana UKGS yang terdiri dari  tenaga pelaksana di sekolah meliputi guru olahraga dan dokter kecil yang telah dilatih tentang kesehatan gigi dan mulut. Serta tenaga pelaksana di puskesmas meliputi dokter gigi dan perawat gigi/ tenaga kesehatan lain yang telah dilatih. Adapun kegiatannya meliputi kegiatan preventif, promotif dan kuratif.

Upaya promotif dilakukan dengan pelatihan guru dan petugas kesehatan gigi serta pendidikan/ penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh guru terlatih kepada siswa. Upaya preventif meliputi sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II, dan kelas III dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut.

Upaya kuratif yang dilaksanakan di UKGS adalah pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit, pelayanan medik dasar, baik berdasarkan permintaan maupun sesuai kebutuhan, dan rujukan bagi siswa yang memerlukan perawatan. Sebelum masa pandemi Covid-19, pelaksanaan UKGS sudah berjalan dengan baik dan mampu memberikan manfaat bagi anak sekolah, terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar (STD).

Pandemi Covid-19 memaksa diberlakukannya kebijakan social distancing atau di Indonesia lebih dikenal sebagai physical distancing (menjaga jarak fisik) untuk meminimalisir transmisi Covid-19 di masyarakat. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merespons dengan kebijakan belajar dari rumah, melalui pembelajaran daring.

Pembelajaran daring yang saat ini diberlakukan, berpengaruh pada kegiatan UKGS yang sudah rutin dilaksanakan, sehingga menjadi tidak optimal. Kegiatan UKGS selama pandemi dilaksanakan dengan skrining kesehatan gigi dan mulut dengan formulir yang dibagikan oleh petugas puskesmas kepada orang tua Siswa melalui link google form, sedangkan kegiatan promotif dan preventif yang mestinya diutamakan pada masa pandemi Covid-19, sementara ini vakum.

Pelaksanaan UKGS yang tidak optimal ini, dikarenakan belum adanya persiapan pedoman pelaksanaan UKGS yang mengikuti perubahan pelaksanaan pembelajaran secara daring.  Hal ini perlu mendapat perhatian, mengingat suasana pembelajaran daring dari rumah yang tidak formal seperti pembelajaran tatap muka di sekolah , memungkinkan anak ngemil (mengonsumsi makanan ringan) selama proses pembelajaran,  sehingga risiko karies meningkat bila kondisi tersebut tidak diimbangi dengan pemeliharaan kesehatan rongga mulut yang benar.

Pemimpin di sektor terkait harus berupaya untuk mengoptimalkan pelaksanaan UKGS secara daring, mengikuti pelaksanaan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 guna mencegah terjadinya penyakit rongga mulut anak sekolah.

Meskipun pelaksanaan UKGS secara daring hanya merupakan perubahan metode dari pelaksanaan UKGS secara tatap muka langsung, namun memerlukan pemikiran yang sistematis dalam hal perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kegiatannya. Karena bisa merupakan inovasi program masing-masing Kabupaten/Kota. Berikut ini merupakan ilustrasi program UKGS daring mulai dari perencanaan hingga evaluasi :

1.   Perencanaan

Pihak-pihak yang terkait, dilibatkan dalam perencanaan program, antara lain programer pelayanan kesehatan dasar Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten, penanggung jawab kesehatan gigi dan mulut Puskesmas serta penanggung jawab kurikulum dan penilaian sekolah dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten. Hal yang direncanakan meliputi :

a.      Panduan UKGS daring, antara lain berisi tentang :

1)     Tahapan skrining kesehatan melalui google form dan alur rujukan bila ada kasus darurat (untuk perencanaan tindakan kuratif)

2)     Materi edukasi pencegahan penyakit rongga mulut berupa video serta gambar dan tulisan (dalam slide power point) yang dikemas dalam link google drive. Isi materi antara lain tentang pentingnya menjaga kesehatan mulut dan gigi, cara menggosok gigi yang baik dan benar, pentingnya  menjaga pola makan serta kumur dengan larutan anti septik.

3)     Tahapan praktek sikat gigi bersama secara daring (preventif)

Tahapan ini berupa instruksi sikat gigi yang baik dan benar. Untuk Siswa, instruksi sikat gigi yang benar ini berupa checklist yang dimuat dalam ‘buku sikat gigi’.

b.      Petugas :

1)     Penanggung jawab : Dokter Gigi Puskesmas

2)     Pelaksana      : Perawat Gigi Puskesmas, Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Orang tua Siswa

c.      Sasaran              : Siswa Sekolah Tingkat Dasar

d.      Sumber dana dan rincian anggaran :

1)     Sumber dana bisa dari APBD Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

2)     Rincian Anggaran mencakup biaya yang dikeluarkan mulai dari perencanaan sampai evaluasi kegiatan.

2.   Pelaksanaan

a. Pelatihan untuk petugas secara daring dengan narasumber programer Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten. Tujuan pelatihan adalah untuk :

1)     Menyamakan persepsi mengenai panduan UKGS daring

2)     Refreshing materi edukasi pencegahan penyakit rongga mulut.

b.      Kegiatan UKGS daring dilaksanakan setiap sebulan sekali dimasukkan pada jadwal kata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dengan media daring mengikuti media daring yang sudah digunakan untuk pembelajaran sekolah. Follow-up kegiatan UKGS secara daring dapat dilakukan melalui ‘buku sikat gigi’, yang akan diisi setiap hari oleh anak sehabis menyikat giginya dan akan dipantau oleh orang tua siswa serta guru kelas masing-masing siswa. Target yang ingin dicapai adalah anak akan menyikat gigi minimal dua kali sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

3.   Monitoring

Kegiatan monitoring dilaksanakan oleh programer Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan cara hadir di media daring pelaksanaan UKGS dan atau menghimpun foto serta  rekaman kegiatan yang dikirim oleh petugas pelaksana secara online pada saat kegiatan berlangsung.

4.   Evaluasi

Evaluasi kegiatan dilaksanakan setiap bulan di minggu pertama bulan berikutnya setelah pelaksanaan kegiatan UKGS melalui pertemuan secara daring antara programer (Dinas Kesehatan) dan pelaksana (Puskesmas dan Sekolah). Pelaksana akan melaporkan hasil kegiatan sebelumnya dan akan dievaluasi bersama apakah sudah sesuai dengan tujuan kegiatan atau masih menyimpang. Bila ada penyimpangan, kendala apa yang ditemuai, solusinya bagaimana. Hasil evaluasi akan digunakan untuk perbaikan kegiatan berikutnya.

Awal tahun merupakan saat yang tepat untuk perencanaan program, sehingga program UKGS secara daring ini bisa segera dilaksanakan secara optimal dengan harapan kesehatan rongga mulut anak sekolah tetap terjaga di masa pandemi Covid-19. Rongga mulut sehat, tubuh kuat.

ARTIKEL PEMINATAN

BACA JUGA :  https://dariusbotha.blogspot.com/2022/11/artikel-peminatan.html   Kelapa, Komoditas Unggulan dari Maluku Utara Kelapa memiliki ...